Minggu, 19 Juni 2011

Sejarah Pemikiran & Perkembangan Teori di Bidang Manajemen


Pertemuan ke III
Sejarah Pemikiran & Perkembangan
Teori di Bidang Manajemen
KOMPETENSI
Menjelaskan Teori Manajemen Ilmiah
Menjelaskan Teori Organisasi Klasik
Menjelaskan Teori Hubungan Antar Manusia
Menjelaskan Teori Behavior Science
Menjelaskan Teori Aliran Kuantitatif
Menjelaskan Evolusi Pemikiran dan Aplikasinya
(1)   TEORI MANAJEMEN ILMIAH
Beberapa variabel yang diperhatikan dalam ‘Manajemen Ilmiah’ antara lain :
Pentingnya Peranan Manajer dalam menggerakan dan meningkatkan produktifitas perusahaan
Menetapkan persyaratan tertentu dalam pengangkatan dan pemanfaatan SDM
Memperhatikan kesejahteraan karyawan

TOKOH-TOKOH PERINTIS
MANAJEMEN ILMIAH

Robert Owen (1771-1858)
Charles Babbage (1793-1971)
Frederick W Taylor (1856-1915)
Henry L Gantt (1861-1919)
Frank B & Lillian Gilbert (1868-1924)
Herrington Emerson (1853-1931)


Robert Owen (1771-1858)
Perintis Manajemen Ilmiah

Robert Owen adalah seorang Manajer Pabrik pemintalan kapas di New Landmark Scotland.
Latar Belakang: Kondisi lingkungan kerja, ketentuan persyaratan kerja dan taraf hidup pekerja yang buruk
Ide &Gagasan :
SDM merupakan kunci keberhasilan perusahaan (oleh karena itu perusahaan harus memperlakukan karyawan lebih manusiawi)
Memperbaiki kondisi dan persyaratan kerja : seperti (1).pengurangan standar jam kerja dari 13 jam menjadi 10 jam, (2).Tidak mempekerjakan anak2 dibawah umur dengan pembatasan usia pekerja minimal berusia 10 tahun. (3).Pembukaan toko2 (semacam koperasai karyawan) dilingkungan perusahaan untuk memberikan pelayanan kebutuhan para karyawan dengan harga yang lebih murah.
Pelopor yang merumuskan prosedur kerja standar (Standard Operating Procedures) untuk meningkatkan ‘produktifitas kerja para karyawan.

Charles Babbage (1793-1871)
Perintis Manajemen Ilmiah
Charles Babbage adalah seorang Profesor dibidang matematika dari Cambridge University England.
Tahun 1832 menulis buku The Economic Of Manufacturer, yang menekankan pada pentingnya effisiensi biaya dan spesialisasi pekerjaan kepada para karyawan.
Ide & Gagasan :
Merumuskan cara kerja yang paling effisien dan dapat meminimalisasi pengeluaran biaya (cost reduction).
Menganjurkan melaksanakan pembagian spesialisasi pekerjaan pada para karyawan, sehingga setiap karyawan akan diarahkan dan dididik dengan suatu ketrampilan (skill) khusus / tertentu dan kelak karyawan tersebut akan diserahi tugas, tanggung jawab & pekerjaan yang sesuai dengan ketrampilan dan spesialisasinya.

Frederrick W Taylor (1856-1915)
Perintis Manajemen Ilmiah
Frederick Winslow Taylor, Manajer produksi pada Midvale Steel Amerika Serikat, dianggap sebagai ‘Bapak Management Science’, ia adalah orang pertama yang mengemukakan ide dan gagasan mengenai studi tentang waktu kerja (Time & Motion Studies).
Ide & Gagasan :
Sistem Upah Differensial (Differential Rate System) yaitu metode pengupahan yang berdasarkan pada kecepatan dan produktifitas kerja karyawan.
Taylor menyatakan bahwa antara waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang akan diterimakan, semakin cepat dan tinggi prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan maka akan semakin tinggi pula upah yang akan diterima karyawan.
Untuk mencapai hal tersebut maka dilakukan penelitian ‘time & motions studies’ terhadap karyawan yang berprestasi untuk dijadikan standar operating prosedur bidang pekerjaan tertentu.

Henry L Gantt (1861-1919)
Perintis Manajemen Ilmiah
Henry L Gantt adalah rekan kerja Taylor pada perusahaan Midvale Steel USA, Gantt juga mengemukakan teori yang sejalan dengan ide dan gagasan Taylor yang berfokus pada upaya peningkatan produktifitas, effisiensi dan effektifitas kerja dengan rangsangan upah dan intensif untuk karyawan.
Ide Gagasan :
Menciptakan Gantt Charts yaitu suatu bagan yang disusun sebagai alat untuk membandingkan antara pelaksanaan suatu pekerjaan / produksi dengan standard dan tujuan yang telah ditetapkan.
Menolak teori Taylor tentang sistem upah differensial, menurut gagasan Gantt setiap pekerja yang mampu mencapai target output sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, maka berhak diberikan ‘bonus’.
Mengembangkan gagasan Owen dengan membuat metode penilaian dan pencatatan hasil prestasi kerja karyawan dalam suatu kartu prestasi pribadi karyawan.(Tanda check mark hitam jika berhasil memenuhi standar, dan warna merah jika gagal memenuhi standar kerja yang telah ditetapkan.

Frank B & Lillian Gilbert (1868-1924) Perintis Manajemen Ilmiah
Frank B & Lillian Gilbert adalah sepasang suami istri merupakan murid dari Taylor yang melakukan pengembangan penelitian tentang studi gerak (motion study).
Ide Gagasan :
Meneliti tentang hubungan antara gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan, menurutnya antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan, Sehingga perlu dibakukan alur urutan gerakan dan aktifitas kerja yang efektif dan effisien untuk mengurangi kelelahan dan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan.
Mengemukakan ide Program Pengembangan Karyawan yang lebih ditekankan kepada keterlibatan aktif dari obyek pelaku / karyawan itu sendiri artinya setiap karyawan diberikan kesempatan untuk melatih dan mengembangkan diri sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan masing-msaing individu.

Herington Emerson (1853-1931) Perintis Manajemen Ilmiah
Herington mengamati bahwa ‘penyakit’ akut yang biasa menggangu kelancaran sistem manajemen didalam suatu industri adalah adanya ‘pemborosan’ dan ‘in effisiensi’.
Oleh karena itu Herington mencetuskan ide yang terformulasikan dalam 12 prinsip sebagai berikut :
Perumusan Tujuan Perusahaan (Goal) secara Jelas
Kegiatan yg dilaksanakan harus terencana & masuk akal
Tersediaanya Staff yang Cakap & Handal
Terciptanya disiplin dalam bekerja
Pemberian Jasa / Balas Jasa yang adil dan transparan
Pelaporan yg tepat, akurat, cepat dan kontinue (Sistem Informasi dan Sistem AKuntansi)
Pemberian Instruksi, Perencanaan & Urutan Kerja
Ditetapkannya Standar Waktu, metode kerja dan skedul
Ditetapkan Standar Kondisi
Ditetapkan Standar Operasi (SOP)
Disusun Standar Instruksi Tertulis yang Praktis
Disusun Standar Penetapan Balas Jasa, Kompensasi & Isentif

SUMBANGAN TEORI
MANAJEMEN ILMIAH
Sumbangan teori manajemen ilmiah diakui banyak memberikan kontribusi dan peningkatan dalam beberapa hal sbb :
Produktifitas Kerja
Effisiensi Kerja
Spesialisasi Pekerjaan
Berbagai teknik effisiensi manajemen misal : studi gerak dan waktu (time & motion study), adanya suatu rancangan sistem kerja yang terstruktur (work desain), Teknik Pencatatan terhadap Prestasi Kinerja (Gantt Charts).

KETERBATASAN TEORI
MANAJEMEN ILMIAH
Dalam pengaplikasian teori manajemen ilmiah kadang justru berdampak merugikan bagi kelancaran sistem manajemen itu sendiri, misalnya :
Upaya peningkatan ‘produktifitas’ dengan cara menerapkan teknologi baru dalam prakteknya akan mengurangi skala penggunaan tenaga kerja, dan menyebabkan karyawan menjadi stress dan frustrasi karena peranan serta kedudukannya digantikan oleh mesin & komputer.
Tenaga kerja SDM sebagai salah satu faktor produksi kurang mendapatkan perhatian dalam hal pemenuhan keutuhan sosial & personalitynya. Artinya ‘upah’ yang tinggi tanpa diimbangi dengan suasana dan lingkungan kerja yang kondusif & menyenangkan tidak akan mampu ‘memuaskan’ dan membuat karyawan betah bertahan disuatu perusahaan.


(2) TEORI ORGANISASI KLASIK

Tokoh utama penggagas teori organisasi klasik dipelopori oleh : Henry Fayol dan James D Mooney.
Henry Fayol adalah seorang insinyur (pertambangan) yang menjabat sebagai direktur pada perusahaan pertambangan logam ‘Commantry Fourchambault & Co’ di Perancis.
James D Mooney adalah seorang ekonom yang mengemukakan beberapa ide dan gagasan tentang prinsip & kaidah manajemen.

Henry Fayol
 Perintis Teori Organisasi Klasik
Teori Organisasi pada aliran manajemen klasik yang dipelopori (FAYOL) mengkalsifikasikan bagian-bagian tugas manajemen yang terdiri atas :
Technical
Commercial
Financial
Security
Akuntansi
Manajerial



TUGAS MANAJEMEN
menurut teori organisasi klasik
Technical, merupakan kegiatan memproduksi dan membuat suatu produk tertentu.
Commercial, merupakan kegiatan membeli bahan-bahan (material) yang dibutuhkan dan menjual barang (product) hasil produksi.
Financial, kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal dan bagaimana menggunakan modal tersebut.
Security, kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan (keselamatan kerja & harta benda yang dimiliki oleh perusahaan).
Accounting, meliputi kegiatan pencatatan, penghitungan, kalkulasi biaya, menyusun laporan keuangan (neraca, rugi laba) dan mengumpulkan data-data statistik lainnya.
Managerial, tugas-tugas manajerial ini sering diintrodusir sebagai fungsi manajemen/manajer yaitu meliputi Planning, Organizing (staffing), Coordinating, Commanding (leading), Controlling.

Fungsi & Tugas
Manajemen / Manajer
Planning, merupakan kegiatan perencanaan segala langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Organizing, Berarti aktifitas mengorganisasikan, termasuk juga penentuan staf (staffing) sumber daya yang dimiliki terutama SDM untuk melaksanakan rencana yang telah disusun
Coordinating, AKtifitas mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang direncanakan agar pekerjaan dapat berjalan secara tertib, lancar, serasi dan terpadu.
Directing, Kegiatan memberikan pengarahan bagi karyawan agar bersedia melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan dengan penuh disiplin dan tanggung jawab.
Commanding, Kegiatan memimpin (leading) dengan memberikan instruksi perintah dan memotivasi para bawahan
Controlling, Mengendalikan seluruh aktifitas kegiatan agar dapat berjalan dengan tertib, lancar dan mamu mencapai tujuan seperti yang telah direncanakan.

Henry Fayol
 Asas-asas Umum Manajemen
Henry Fayol mengemukanan 14 asas umum dalam manajemen, sebagai berikut :
Devision of work (pembagian kerja)
Authority & Responsibility (Wewenag & Tgg Jawab)
Discipline
Unity of Command (Kesatuan Perintah)
Unity of Direction (Kesatuan Arah)
Subordination of individual interest into general interest
Renumerartion of Personnel
Contrllization
Scalar of Chain
Order (Asas Keteraturan)
Equity (Asasa Keadilan)
Stability of Tenur of Personell
Initiative
Sprites de Corps

James D Mooney
 Kaidah Organisasi Manajemen
Menurut James D Mooney kaidah-kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen antara lain :
Koordinasi, yaitu kaidah yang menghendaki adanya wewenang, saling melayani, perumusan tujuan dan kedisiplinan yang tinggi.
Prinsip Skalar, Prinsip yang mendefinisikan hubungan kepemimpian, pendelegasian dan hubungan antar fungsi tertentu.
Prinsip Fungsional, prinsip yang mendefnisikan berbagai macam tugas yang harus diselesaikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prinsip Staff, yaitu prinsip yang membedakan posisi jabatan, wewenang dan tanggung jawab dari masing2 personell dalam suatu organisasi perusahaan.


3) TEORI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (1930-1950)

Pendekatan yang dilakukan dalam ‘Teori Hubungan Antar Manusia’ menitik beratkan pada pendekatan psicologis terhadap para bawahan, yakni dengan mengetahui perilaku individu dari para karyawan dan perilaku kelompok karyawan sebagai suatu ‘human relation groups’ yang berperan dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Tokoh utama penggagas teori hubungan antar manusia antara lain adalah Marry Parker Foller & Elton Mayo.
Marry Parker Foller, mengemukakan bahwa kita sebaiknya membentuk suatu kelompok kerja yang dapat bekerja sama dan membentuk organisasi yang menitik beratkan hubungan antar manusia dengan memperhatikan faktor motivasional dari masing2 individu & kelompok tersebut.

Elton Mayo
 Perintis Teori Hubungan Antar Manusia
Menurut Elton Mayo yang meneliti hubungan antara faktor2 fiskal, moneter dan sosial terhadap produktifitas kerja menjelaskan bahwa : Faktor fiskal & moneter bukan merupakan determinant tunggal dari produktifitas, sebab manusia bukanlah mahluk ekonoteknikal namun merupakan suatu dimensi rasioemosional, oleh karena itu kelompok sosial akan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan produktifitas kerja karyawan.
Dengan demikian rekomendasi umum dari Teori Hubungan Antar Manusia adalah bahwa organisasi merupakan suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial & psicologis dari para karyawan agar dapat mencapai tingkat produktifitas seperti yang diharapkan.


4) TEORI BEHAVIORAL SCIENCE
Teori Behavioral Science ini ditandai dengan munculnya pandangan dan pemikiran baru mengenai :
Perilaku Individu / perseorangan
Perilaku kelompok sosial
Perilaku Organisasi
Beberapa tokoh penganut teori Behavioral Science antara lain :
Abraham Maslow
Douglas Mc Gregor
Frederrick Herzberg
Robert Blake & Jane Moulton
Rensis Likert
Fred Fieldler
dll

Para Tokoh
 Perintis Teori behavioral Science
Abraham Maslow, mengembangkan adanya ‘Hierarkhi Kebutuhan’ dalam menjelaskan hubungan antara perilaku dan motivasi dari masing2 individu.
Douglas Mc Gregor, Pencetus Teori X dan Y
Frederick Herzberg, Teori motivasi higienis dan teori dua faktor
Robert Blake & Jane Mouton, membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial (managerial grids)
Rensis Likert, Meneliti tentang 4 sistem dalam manajemen
Fred Fieldler, menyarankan pendekatan contingency dalam studi kepemimpinan.

Stressing Point
 Teori behavioral Science
Unsur manusia (SDM) merupakan faktor kunsi penentu kesuksesan pencapaian tujuan organisasi perusahaan.
Organisasi perusahaan harus menciptakan iklim kerja yang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dapat memuaskan kebutuhan psicologis mereka, sebagai mahkluk sosial.
Komitmen organisasi dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan dari seluruh karyawan.

EVOLUSI PEMIKIRAN MANAJEMEN DAN APLIKASINYA
Perkembangan Teori Pemikiran Manajemen sejak semula tumbuh dan berkembang dilandasi oleh kondisi lingkungan yang melatarbelakanginya. Dalam situasi, kondisi dan latar belakang serta perkembangan zaman yang sedemikian pesat dan dinamis teori dan pemikiran manajemen akan terus mengalami perkembangan menyesuaikan diri dengan perubahan lingungannya.
Oleh karena itu penerapan dan aplikasi teori pemikiran manajemen pada dimensi waktu dan tempat yang berbeda dilakukan secara lintas sektoral diantara teori2 yang ada menuju suatu konsep manajemen yang integrated, adaptif bersifat salaing melengkapi dan menyempurnakan.







Pertemuan ke IV
ANALISIS LINGKUNGAN dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL perusahaan

PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL
Seorang Manajer suatu perusahaan sebaiknya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi juga harus menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap perusahaan yang dikelolanya.
Manajer harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mendiagnosis dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan baik berupa peluang/kesempatan, risiko, ancaman, hambatan yang berpengaruh terhadap aktifitas operasional perusahaan. (Analisis SWOT).

KONDISI LINGKUNGAN EKSTERNAL
Dinamika perkembangan lingkungan eksternal perusahaan bergejolak dan berubah sangat cepat dan dinamis, terkadang dampaknya terhadap aktifitas dan kinerja perusahaan tidak dapat diprediksikan terlebih dahulu.
Contoh : Perkembangan teknologi dibidang Teknologi Informasi & Komunikasi membuat dunia serasa semakin sempit, dan gejolak yang terjadi diluar akan berpengauh secara global terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

GEJOLAK LINGKUNGAN EKSTERNAL
Kondisi perekonomian dunia yang berfluktuasi naik turun, krisis US berimabas menjadi krisis Global
Inovasi teknologi disegala bidang berakibat bermunculan produk2 baru (PLC semakin Pendek – Out Of Date)
Perubahan Life Style & Selera Konsumen
Peraturan Pemerintah UU, Sektor Riil, Fiskal, Moneter, Exim yang selalu direvisi berubah-ubah.
Himpitan dan tuntutan memasuki era globalisasi (investasi, produksi, marketing, SDM)

FAKTOR EKSTERNAL

Yang Perlu Diperhatikan Oleh Manajer
Kondisi Persaingan dengan perusahaan Lain dalam Industri Sejenis (Ciptakan Barier to Entry melalui : Strategy Konglomerasi, Integrasi Vertical, Monopoli)
Posisi dalam Pangsa Pasar (Market Share)
Kebijakan Pemerintah (Fiskal, Moneter, Eksport-Import, UU dan Lembaga lain terkait).
Kondisi Makro Ekonomi (Ekonomi cq. krisis, booming, GDP, GNP, Pendapatan Perkapita, buying power, Inflasi, Foreign Exchange, Konflik Politik, Hukum, Sosial budaya, lingkungan lainnya).
Munculnya inovasi teknologi yang menghasilkan penemuan produk baru / substitusi dan perubahan trend selera konsumen.PLC jadi semakin singkat produk jadi cepat usang out of date.

BAGAIMANA SEBAIKNYASIKAP MANAJER ?
Manajer dituntut untuk bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan lingkungan.
Manajer harus mampu menyusun berbagai cara& strategi atau pendekatan yang memungkinkannya untuk terus menjaga dan mengembangkan perusahaan dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah.

FAKTOR INTERNAL
Yang Perlu Diperhatikan Oleh Manajer
Dibidang Produksi & Operasional
Proses Produksi (pembuatan produk)
Desain Produk Barang & Jasa
Jenis Produk Barang & Jasa Yang akan dibuat
Teknologi yang dipakai dlm proses produksitas
Bahan Baku yang dipakai
Penentuan Lokasi Pabri & Tata Letak (lay Out Fasilitas Produksi)
Kapasitas Produksi
Pengendalian Mutu dan Kualitas Produk

Dibidang Pemasaran
Desain Produk Barang & Jasa (Product)
Kemasan Produk
Penentuan harga Jual produk (Pricing)
Strategi Promosi dan Saluran Distribusi (Promotion) & (Place)

FAKTOR INTERNAL
Yang Perlu Diperhatikan Oleh Manajer
Dibidang Sumber Daya Manusia
Recruitment & Selection
Training & Developtment
Kompensasi & Karier
Kepemimpinan & Manajemen Konflik
Dibidang Akuntansi & Keuangan
Sources Of Funds (Debt, Bond & Share)
Uses Of Funds (Working Capital, Direct Investment, Indirect Investment)
Pencatatan & Pembukuan Keuangan
Cash Flow & Budgeting

LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Konsep Lingkungan Bisnis
Konsep Lingkungan Bisnis
dan Perusahaan
Adalah sekumpulan faktor2 tertentu yang akan mempengaruhi arah kebijakan dari suatu perusahaan dalam mengelola aktifitas bisnisnya.
Faktor2 tersebut meliputi lingkungan eksternal yang dibagi dalam lingkungan jauh (makro) yaitu : Politik, Ekonomi, Sosbud dan teknologi, dan lingkungan industri, serta lingkungan internal yaitu meliputi aspek-aspek dan kebijakan internal didalam lingkungan perusahaan.

Lingkungan Jauh(Makro)
Lingkungan jauh (makro) terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya berada jauh diluar kendali perusahaan (bersifat : uncontrolable). Faktor makro yang biasanya menjadi titik perhatian perusahaan anatra lain : faktor Politik, Hukum, Ekonomi (kebijakan fiskal & moneter), Sosial Budaya dan Teknologi.
Lingkungan makro ini selain memberikan kesempatan dan peluang bagi perusahaan untuk maju dan mengembangkan bisnisnya, sekaligus juga dapat menjadi hambatan dan ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Faktor Politik
(Lingkungan makro)
Bagi para pengusaha, arah, kebijakan dan stabilitas politik menjadi faktor penting dalam berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan faktor politik anatar lain :
Stabilitas nasional : hankamnas, makar, sparatis.
Jaminan keamanan (travel warning etc)
Pemerintahan yang legitimate & demokratis
Good Corporate Governance
Kepastian Hukum & Undang-undang, HAM dll.

Faktor Ekonomi
(Lingkungan Makro)
Kondisi perekonomian disuatu negara/daerah secara langsung dapat mempengaruhi iklim bisnis dari perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, maka akan semakin buruk pula iklim bisnisnya.
Beberapa faktor penting terkait dengan kondisi ekonomi disuatu negara/daerah antara lain :
GNP, GDP dan Pendapatan Perkapita
Tingkat Inflasi, Suku Bunga
Investasi (PMA & PMDN)
Harga produk & Jasa
Ketersediaan Energi dan sarana prasarana lainnya
Pasar tenaga kerja

Faktor Sosial
(Lingkungan Makro)
Kondisi sosial masyarakat memang bersifat dinamis dan selalu berubah dari masa ke masa, oleh karena itu perusahaan senantiasa dituntut mampu mengantisipasi perubahan kultur sosial masyarakat.
Kondisi sosial ini banyak sekali aspeknya misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan maupun etnis tertentu.
Perubahan kondisi sosial biasanya terkait dengan perubahan sikap dan gaya hidup (life style) akibat peningkatan income, perubahan strata sosial maupun ekses dari perkembangan teknologi.

Faktor Teknologi
(Lingkungan Makro)
Setiap perusahaan yang ingin tetap eksis dan berkembang bisnisnya, maka harus selalu mengikuti trend perkembangan teknologi terkini, sehingga produk dan jasa yang dihasilkan dapat selalu uptodate sesuai dengan keinginan konsumen.
Perusahaan harus bersifat responsive, aktif, kreatif terhadap setiap perkembangan inovasi teknologi baru. (lihatlah ketatnya persaingan teknologi di industri automotif dan ponsel).

LINGKUNGAN INDUSTRI
Lingkungan industri lebih mengarah pada persaingan diantara suatu perusahaan penghasil produk yang sejenis dalam suatu area wilayah tertentu, Misal lingkungan industri otomotif untuk produsen motor di Indonesia adalah : Honda, Yamaha, Suzuki, Kawazaki, Kymko, Bajaj, dll.
Ada 6 (enam) variabel yang berpengaruh terhadap strategi bersaing dalam suatu lingkungan industri tertentu, yaitu :
Hambatan Memasuki Pasar (Barier to Entry)
Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pembeli
Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pemasok
Ketersediaan Produk Substitusi
Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
Pengaruh kekuatan Stake Holder

Hambatan Memasuki Pasar
(barier to Entry)
Masuknya perusahaan pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan lama yang telah ada, misalnya terjadi perebutan pangsa pasar, sumber daya yang terbatas dsb.
Ada beberapa faktor dan cara yang dapat dipakai untuk dapat menghambat masuknya pendatang baru kedallam suatu industri tertentu (barier to entry) antara lain :
Skala ekonomi & Kecukupan Modal
Diferensiasi Produk
Peraturan Pemerintah
Akses ke Pemasok & Saluran Distribusi

Kekuatan Tawar Pembeli
Pembeli (buyers) mampu mempengaruhi produsen untuk memotong harga produk tertentu, meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui berbagai keunggulan masing-masing.
Bagaimana hal ini bisa terjadi ?
Jika pembeli membeli dalam jumlah yang besar
Sifat produk umum, banyak pemasok mudah mencari substitusinya

Kekuatan Tawar Pemasok
(Bargaining Power Supplier)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga bahan baku atau penurunan kualitas produk/jasa.
Pemasok akan kuat apabila :
Jumlah pemasok sedikit
Produk bahan baku & jasanya bersifat specifik
Tidak tersedia produk substitusi
Pemasok memiliki kemampuan untuk mengolah produk seperti yang dilakukan perusahaan / produsen

Ketersediaan Produk Substitusi
Perusahaan dalam suatu indsutri tertentu bersaing pula dengan munculnya produk substitusi atau pengganti yang juga beredar dipasaran, sebab meskipun karakteristiknya berbeda barang substitusi mampu memberikan fungsi, manfaat atau jasa yang serupa bagi konsumen.
Konsumen yang realistis akan berpedoman pada prinsip : tiada rotan akarpun jadi.
Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Sejenis
Kondisi Pasar Persaingan dalam Industri, Misal : Monopolistic, Oligopoly, Pasar Persaingan Sempurna, akan sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat persaingan bisnis antara lain : Karakteristik jenis dari masing-masing produk (special/unique, convenience, complementer, consumptions), Jumlah kompetitor dan tingkat pertumbuhan industri.

Pengaruh Stake Holder
Stake holder yang dimaksud disini adalah pihak diluar perusahaan yang secara langsung mempunyai pengaruh dan kepentingan terhadap perusahaan tersebut, misalnya : pemerintah, serikat pekerja, kreditor, pemasok, asosiasi, para pemegang saham, lingkungan masyarakat, dll.

CARA LINGKUNGAN MEMPENGARUHI MANAJER
Melalui derajat ketidakpastian lingkungan yang ada sekarang
Melalui berbagai hubungan stock holder yang terjadi antara organisasi dengan kelompok pendukung eksternal.
Derajat ketidakpastian ditentukan oleh 2 dimensi :
Derajat perubahan
Derajat kerumitan lingkungan organisasi
Ketidakpastian adalah derajat perubahan dan kerumitan lingkungan organisasi
Matrik ketidakpastian Lingkungan

TANGGUNG JAWAB SOSIAL
DAN ETIKA MANAJERIAL
Pandangan klasik : tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba (profit oriented)
Pandangan sosial ekonomi : bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial
Tanggung jawab sosial (CSR) : kewajiban perusahaann bisnis di luar yang dituntut oleh hukum dan pertimbangan ekonomi, untuk mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat

ETIKA MANAJERIAL
Etika manajerial adalah peraturan dan prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah
Empat pandangan tentang etika :
Pandangan etika utilitarian(utilitarian view of ethics)
Pandangan etika hak ( rights view of ethics)
Pandangan etika teori keadilan (theory of justice view of ethics)
Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu (integrative social contracts theory)


EMPAT PANDANGANTENTANG ETIKA
Pandangan etika utilitarian: keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan itu
Pandangan etika hak : peduli terhadap penghormatan dan perlindungan hak kebebasan pribadi individu
Pandangan etika teori keadilan : para manajer memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak dari tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hukum.
Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu : keputusan atau etika harus didasarkan pada sejumlah faktor empiris (apa yang ada) dan faktor normatis (apa yang seharusnya)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJEMEN
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Prinsip otonomi; adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Prinsip kejujuran. Suatu bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.


Prinsip-Prinsip Etika Bisnis (2)
Prinsip keadilan; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) ; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
Prinsip integritas moral; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan/orang2nya maupun perusahaannya.

Bagaimana Penerapan Etika Bisnis di Indonesia?!
Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata.
Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyataan atau sekedar “lips-service” belaka.Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility)
Tanggung jawab sosial dan keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial merupakan suatu nilai yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang.
Keterlibatan sosial perusahaan di masyarakat akan menciptakan suatu citra yang sangat positif. Biaya sosial yang dikeluarkan dianggap sebagai investasi jangka panjang.

Corporate Action dalam CSR
Menjaga kelestarian lingkungan, perbaikan prasarana umum (jalan, jembatan, fasos, dll), penyuluhan, pelatihan ketrampilan, dan perbaikan kesehatan lingkungan.
Aktifitas CSR memerlukan biaya yang signifikan, namun secara jangka panjang sangat menguntungkan perusahaan, karena kegiatan tersebut menciptakan iklim sosial politik yang kondusif bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

CSR : Jamu Air Mancur
CSR PT. Jamu Air Mancur Semarang rutin setiap tahun saat libur merayakan Hari Raya Idul Fitri, PT. Jamu Air Mancur memberikan fasilitas mudik gratis dengan menyediakan sarana transportasi bis bagi masyarakat perantau yang terkait langsung dengan perusahaan, misal : agen, warung dan mbak2 bakul jamunya.

Mengapa CSR Penting ?!
Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.

Mengapa CSR Penting (2) ?!
Dalam situasi yang semakin mengglobal, ada saling ketergantungan yang kuat antara perusahaan sebagai produsen dengan masyarakat luas (sebagai konsumen).
Perusahaan sebaiknya tidak lagi bersikap tertutup atau tidak mau melakukan kegiatan yang sifatnya sosial kemasyarakatan melalui program CSR.
Perusahaan yang tidak memperhatikan hal-hal semacam ini, cepat atau lambat akan semakin ditinggalkan oleh pelanggannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar